Kala itu aku sedang kondangan. Jika belum tahu, kondangan itu menghadiri teman Yang sedang melaksanakan resepsi pernikahan. Aku dan satu temanku sepakat datang pukul 23.00 WIB.
Tidak ada maksud lain selain melepas kangen. Pertemuan itu awal dari perpisahan Yang begitu lama. Dahulu, kita ditakdirkan sering berjumpa untuk berdiskusi. Rupanya rasa Yang sama dirasakan oleh sang pengantin.
Dengan sedikit wajah lesu. Si pengantin tetap berupaya menampilkan wajah sumringahnya. Dia celetuk membahas apa Yang dia angankan selama ini.
"Sekarang zamannya sudah berbeda jauh dengan yang dulu", katanya. Dia yang tinggal di Cina selama dua tahun selalu memikirkan masa depan anak Indonesia, Katanya. Aku dan temanku terus mananggapi.
Oh iya. Perlu aku sampaikan. Si pengantin saat itu sudah memakai kaos dan sarung. Sesuai dengan background keluarganya. Agamis dan berpendidikan. Bahkan ada saudara kandungnya yang mendapatkan amanah menjadi seorang bupati.
Ceritanya lanjut lain waktu ya. Karena ada halangan yang tidak bisa ditinggal. Dada
0 komentar:
Post a Comment