Tuesday, 18 February 2020

Hati-Hati Tidak Nyambung!

0 komentar
Pergunu PAC Waru

SekolahNdoes - Ayem melihat para guru Nahdlatul Ulama berdiskusi tentang bagaimana caranya agar NU tetap eksis dan bermanfaat bagi masyarakat. Terutama yang berprofesi di dunia pendidikan (guru). Menurut salah satu jurnal yang saya baca di perpustakaan, guru itu dibagi menjadi tiga.

Satu, guru yang memang betul-betul guru. Maksudnya, guru yang berangkat dari rumah ke sekolah, kemudian mengajar. Kalau sudah selesai mengajar dan waktunya pulang, guru tersebut langsung pulang. Ini guru versi pertama. Singkatnya, guru yang hanya fokus mengajar kepada muridnya.

Sedangkan guru yang nomor dua, yaitu guru yang berangkat dari rumah ke sekolah untuk memberikan ilmunya kepada para murid. Atau guru yang senantiasa mengajar di lembaga pendidikan. Baik sekolah maupun TPQ.



Namun selain kegiatan mengajar, guru yang nomor dua ini tetap meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik. Baik melakukan penelitian maupun media pembelajaran yang inovatif.


Untuk guru yang nomor tiga, yaitu guru yang masuk dalam birokrasi pendidikan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah orang yang tidak mengajar, tetapi orang tersebut bekerja di lembaga pendidikan. Baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta (sekolah). Seperti menteri pendidikan, kepala dinas, pegawai dinas pendidikan ataupun pegawai yayasan pendidikan atau sekolah.

0 komentar:

Post a Comment