Tuesday 21 December 2021

10 Model Pembelajaran Terpadu (THE-UT)

0 komentar

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Menurut Robin Fogarty (1991), bahwa ada 10 cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu yang ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah; 1. fragmented, 2. connected, 3. nested, 4. sequenced, 5. shared, 6. webbed, 7. threaded, 8. integrated, 9. immersed, dan 10. networked. Dan secara singkat kesepuluh cara atau model tersebut dapat saya uraikan sebagai berikut;

1. Model Penggalan (Fragmented) Untuk model penggalan ini ditandai dengan ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran ketrampilan berbahasa. Dalam proses pembelajarannya, butirbutir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda. Dibawah ini merupakan ilustrasi model fragmented



2. Model Keterhubungan (Connected) Model Connected ini didasari oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti kosakata, struktur membaca, dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan bernahasa dan bersastra. Hanya saja, kemampuan pembentukan pemahaman, keterampilan, dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis, oleh karenanya guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.


3. Model Sarang (Nested) Ini merupakan pemaduan antara berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya pada saat jam-jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tentang bentuk kata, makna kata dan ungkapan dengan saran pembuahan keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.


4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced) Model Sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel, isi cerita dalam roman sejarah misalnya; topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristi kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembalajarannya pada alokasi jam yang sama.


5. Model Bagian (shared) Ini merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalm tata negara, PSPB, dan sebainya.

6. Model Jaring laba-laba. (Webbed) Ini adalah model yang bisa dikatakan paling populer. Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.

7. Model Galur (Threaded) Ini merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya; melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel dan sebagainya. Bentuk ini berfokus pada apa yang disebut meta-curriculum.


8. Model Keterpaduan (Integrated) Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidesi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak memuat kurikulum yang berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya pengetahuan alam. Contoh yang lain dalam teks membaca yang ini merupakan bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam, dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut.



9. Model Celupan (Immersed)  Model Celupan ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakainya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. 


10. Model Jaringan (Networked) Untuk yang terakhir yaitu model networked ini merupakan pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.

Nah, apabila pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai model-model pembelajaran terpadu yang saya tuliskan di atas, saya sarankan untuk mencari dan membaca buku karangan Robin Fogarty yang berjudul How To Integrate The Curricula yang diterbitkan oleh IRI/Skylight Publishing, Inc. Tahun terbit 1991. Semoga bermanfaat.... 

0 komentar:

Post a Comment